"Semakin bertambah umurmu, semakin berkurang pula apresiasi orang-orang yg tampak kepadamu"
I feel that.
Ya, inget gak sih waktu kita kecil dulu nulis apapun itu pasti dibilang "wah, hebat ya udah bisa nulis" gambar seabstrak apapun itu juga ada aja pujian yg dateng "wah, gambar bunganya cantik ya" padahal mah benang ruwet.
Isn't it right?
Sekarang, semakin kamu memasuki masa kedewasaanmu pasti semakin dikit apresiasi yg kamu dapatkan dari orang lain. Padahal, kamu ingin setiap usahamu diapresiasikan, kan? Hasil kerjamu dipuji. Wajar kok. Naluri manusia, selalu ingin dipuji, senang bila diapresiasi.
Namun, apa yang kamu rasakan ketika usahamu tidak dianggap? Hasil kerjamu dibilang biasa-biasa saja. Bahkan kamu dibilang saat melakukan itu hanya untuk hal terdesak saja saat itu. Sepele memang, namun hal itu kadang menimbulkan efek yg luar biasa bagi orang-orang tertentu.
I'm going to give an example of my experience.
Saya pernah suatu hari memasak lele goreng dan sambal terasi dengan semua bumbu ala saya sendiri. Menurut saya, hasil masakan saya lumayan untuk seorang pemula (karena saya jarang atau bahkan tidak pernah memasak). Kemudian saya tawarkan masakan saya kepada teman saya. Sebenarnya, saya tak begitu mengharapkan pujian akan masakan saya, hanya ingin ia sekedar mencicipi dan tau bahwa saya bisa masak (karena memang label saya tidak bisa masak). Namun belum mencicipi, ia malah mengatakan "iyalah enak, orang kamu kelaparan". Saya tekankan, 'kelaparan'. Which is kayak gak pernah makan aja. Mungkin akhir-akhir ini saya menjadi tipikal manusia yg super baper. Kata-kata itu biasa memang. Tapi efeknya cukup memberikan dampak kepada mood makan saya. Ya, setidaknya dicicipi saja tidak. Bukannya saya pamer, tapi saya rasa setiap ia masak dan ingin saya mencicipi makanannya, saya selalu bilang bahwa hasil masakannya enak. Bumbunya unik. Padahal apa yang terucap tak selalu sesuai kenyataan. Sekali lagi, saya mengapresiasi apa yg ia tawarkan pada saya. Dan ia merasa bangga akan hasil masakannya itu. Lalu, bagaimana saya? setidaknya saya bisa mengapresiasi hasil masakan saya sendiri.
Kekuatan pujian.
Yha, panjang beud pengalamannya. Wkwkwk.
Jadi intinya, saya mau ngasih tau kalau arti sebuah apresiasi itu penting. The power of pujian. Gak melulu tentang 'saya, aku, gue' tapi kita harus bisa mengganti topik dengan 'anda, kamu, lu' dan lihat hasilnya, orang akan senang kepada kita. Kita pun harus ikhlas. Memang, gak selalu kita mendapat apa yang kita inginkan terucap dari orang itu kejadian. Tapi apa salahnya kita yg memulainya?
Jangan kamu berlomba-lomba untuk mendapatkan pujian, tapi berucaplah kalimat menyenangkan untuk orang lain. Jangan melulu 'self centering' tapi coba lah untuk 'focus on her/his self'.
"Wah, kamu hebat ya"
"Keren juga lu"
"Anda benar"
Those sentences. Appreciate.
Tapi ingat, jangan lupa buat gali potensi kamu juga. Supaya nanti kamu juga bisa lihat bagaimana orang 'mengapresiasi' kamu, 'memuji' kamu, dan menjadikan kamu sebagai 'main topic' dari pembicaraan mereka atas hasil menyenangkan yang telah kamu lakukan.
Semoga bermanfaat^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar